Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 17:34:02【Resep】859 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(73955)
Artikel Terkait
- BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
- 6 gaya hidup anak muda yang diam
- Konsumsi domestik naik, laba Unilever tumbuh menjadi Rp3,33 triliun
- BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam
- BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
- Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara
- BPOM beri izin edar insulin aspart perluas akses pengobatan inovatif
- Potret pembuat gelato Italia yang mengejar impian di Shanghai
- Pemkab Malang telusuri penyebab keracunan belasan pelajar Mts
Resep Populer
Rekomendasi

PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi

Kemensos bidik peluang penyandang disabilitas jadi koki SPPG

Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing

Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau

Wabup Lambar ingatkan SPPG penuhi standar bangunan dapur MBG

Unilever janji tuntaskan buyback Rp2 T dan bagikan dividen 100 persen

Menhan pastikan pembangunan Yonif Teritorial TP 821 berjalan baik

SPPG Polri di Palmerah siap beroperasi